Advertisement
Perbedaan pandangan pasca bergulirnya Kongres IV Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) terhadap hasil yang diputuskan dalam majelis tertinggi itu, tidak perlu ditendensikan serta menjadi pemantik adanya sebuah perpecahan. Tetapi haruslah dilihat dengan lebih arif, jika keberagaman pendapat merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai kecerdasan yang dimiliki sebuah organisasi.
Disetujui atau tidak, setiap pengurus atau anggota sebuah organisasi pada semua tingkatan, dari pusat (DPP) hingga ke daerah (DPD / DPC) tidak terkecuali dengan AWI ini, harus mampu menyikapi lebih dewasa ketika ditemukan adanya konflik pertentangan pendapat, melalui cara-cara yang lebih sehat dan lebih baik. Sebab kepentingan organisasi harus diletakkan lebih didepan diatas kepentingan pribadi atau juga kelompok tertentu.
Demikian ungkapan itu disampaikan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Nacep Suryaman, ketika dimintai komentarnya oleh awak media ini, mengenai polemik pertentangan pendapat pasca Kongres IV AWI di Jakarta, antara pihak DPP AWI dengan sejumlah DPD provinsi maupun DPC kabupaten/kota.
Menurutnya, pendapat yang berbeda dan berkembang dalam tubuh organisasi terutama terhadap hasil Kongres IV AWI tersebut, sejatinya harus dapat ditempatkan dan didorong masuk ke dalam ruang penyehatan organisasi.
"Memang tidak ada sebuah organisasi yang sempurna, namun kekurangan serta kelemahan organisasi adalah patut untuk terus diperbaiki bersama,"ucapnya.
Sehubungan itu dirinya berharap, khususnya kepada pengurus DPP AWI jika kritik dan masukan konstruktif dari DPD maupun dari elemen lain dalam organisasi AWI, hendaknya dapat diakomodir serta diterjemahkan dengan penafsiran positif.
"Masukan atau pendapat berbeda tidak juga harus dilihat sebagai bentuk dari sebuah perlawanan,"ujarnya.
Pada sisi lain, sebagai komponen AWI pada tingkat akar, DPC Kuningan mengajak kepada rekan pengurus DPC maupun DPD di wilayah kota lain untuk memilih lintasan yang lebih ideal dalam menyuarakan perbedaan pendapat khususnya kepada pihak DPP yang saat ini sedang bergulir.
"Kami ingin hal ini dapat dirumuskan kembali secara bersama-sama dengan pihak DPP,"ucapnya.
Secara pribadi dirinya berkeinginan, penyebarluasan informasi dalam bentuk ekspos pemberitaan pada sejumlah media yang notabene merupakan media awak AWI, mengenai dugaan hasil kongres yang tidak memenuhi harapan, sebaiknya tidak perlu terus digelorakan.
"Kejadian ini berlangsung di rumah kita sendiri, seandainya merupakan sebuah preseden kurang baik, rasanya menjadi tidak elok juga jika menjadi konsumsi publik,"harapnya setengah mengajak.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Dia memperjelas cara yang patut ditempuh dalam mengurai persoalan ini.
"Menurut kami, untuk mengurai persoalan ini dengan cara kembali duduk bersama antar pihak, harus digagas dan berangkat dari inisiatif pihak DPP, bukan dari DPD, sebab induk organisasi berada pada tatanan pusat yang lebih memiliki kewenangan untuk membuat agenda itu,"saran pria yang pernah menjadi Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Kuningan ini.
(Moris)