Advertisement
Progres penataan pusat kota Kuningan pasca relokasi PKL tahap pertama dilakukan secara komprehensif menyikapi feedback dan hasil evaluasi tim yang dilaksanakan secara rutin.
Beberapa langkah yang sudah dan sedang dilakukan dalam minggu ini Deden Kurniawan S, Aks, SE, M.Si, CFrA, QRMPAsisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kuningan menyampaikan, diantaranya komunikasi dengan beberapa komunitas yaitu Delman hias, Paguyuban pedagang Pertokoan Siliwangi, dan Sosialisasi dengan PKL sepanjang Jalan Otista yang belum terelokasi.
“Kegiatan ini mendapat hasil berupa aspirasi-aspirasi dari komunitas-komunitas tersebut untuk dikaji oleh Tim agar bisa sejalan dengan road map penataan pusat kota yang sudah disusun oleh Pemerintah Daerah,” ungkap Deden, Sabtu (18/5/2024).
Menurutnya, proses lain yang sedang dilaksanakan adalah revitalisasi kios dan los Pasar Rakyat Langlangbuana untuk relokasi sisa PKL. Selain itu sedang dilakukan penyusunan data base PKL untuk bahan penerbitan Tanda Daftar Usaha (TDU) PKL agar relokasi tepat sasaran. Langkah lain dengan menata site plan posisi PKL agar lebih tertib dan memudahkan pelanggan menemukan pedagang favoritnya.
Hasil evaluasi berkala memang masih ada PKL yang omzetnya terganggu Deden menyebutkan, untuk penanganan kondisi tersebut ada empat strategi utama yang sedang dilakukan, yaitu 1. Melakukan kajian penempatan PKL disesuaikan dengan jenis barang dagangannya. Jika tidak cocok di satu Puspa, maka ditempatkan di Puspa lain yang cocok untuk jenis jualan. Tetapi jika dari 3 Puspa tidak memberikan dampak yang signifikan, diupayakan mendapat lapak di Pasar Daerah dalam hal ini Pasar baru dan Pasar Kepuh.
Selain itu, berdasarkan analisis, Deden mengatakan, penurunan kemampuan pedagang bukan hanya dari frekuensi penjualan yang tidak memadai, tetapi saat bahan baku persediaan yang sudah dibeli tidak laku dijual sehingga kadaluarsa. Kondisi ini sering terjadi bagi pedagang kuliner dengan bahan baku daging, tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, sayuran.
Untuk mengantisipasi permasalahan ini Otoritas Puspa, dikatakan Deden melakukan kemitraan dengan Toko MASAGI (Mitra Sinergi Jaga Inflasi) yang merupakan program pengendalian inflasi Pemerintah Daerah untuk penyediaan bahan baku produksi kuliner para pedagang.
Toko Masagi menyediakan bahan baku dimana para pedagang tidak perlu membeli bahan baku persediaan dengan volume yang banyak. Keuntungan dari kerjasama ini disebutkan Deden, meliputi pedagang tidak perlu menyediakan stok bahan terlalu banyak dan berpotensi kadaluarsa, pedagang hanya membeli bahan baku sesuai penjualan pada hari itu, harga pembelian lebih murah dari harga pasar.
Disamping itu, pedagang tidak perlu memiliki tempat penyimpanan khusus karena jika membutuhkan tinggal mengambil bahan ke Toko Masagi, meminimalisir bahan baku makanan yang memungkinkan kadaluarsa karena belanja yang melebihi kebutuhan harian, dan meringankan pedagang dari sisi modal belanja bahan baku.
Untuk sosialisasi melalui Media sosial badan Otoritas masing-masing Puspa, seperti Diskominfo dan Diskopdagperin, dengan memposting data pedagang dan jenis komoditi yang ada di masing-masing Puspa agar masyarakat mengetahui dimana pedagang favoritnya sekarang berjualan, serta menganjurkan ASN ikut mempromosikan lokasi kuliner PKL.
” Kami juga menghimpun kekuatan BUMN, BUMD dan Pengusaha swasta untuk berkolaborasi memajukan masing-masing Puspa dengan melakukan intervensi aktivitas ekonomi sesuai dengan bidangnya melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR),” pungkasnya.
(Moris)