Journal Gamas

Label


lisensi

Oktober 11, 2022, 13.10 WIB
Last Updated 2022-10-11T06:10:27Z
EksosbudHeadline

Terkait Pelantikan FK PKBM Kabupaten Kuningan Yang Diduga Ilegal, Pengurus DPW Jabar Akhirnya Angkat Bicara

Advertisement


KUNINGAN | JOURNALGAMAS.COM,-

Setelah Ramainya pemberitaan dibeberapa media terkait pelantikan ketua dan pengurus FK PKBM Kabupaten Kuningan yang baru dan diduga ilegal, kini Pengurus DPW FK PKBM Jawa Barat memberikan keterangan dikediamanya
(10/10/2022)


Menurut Waka FK PKBM Jawa Barat, Kang Dede, menuturkan, bahwa ketua dan pengurus DPW FK PKBM Jawa Barat, sifatnya diundang untuk menghadiri acara pembukaan Bhakti kemah siswa siswi PKBM, Kami juga kaget kok tahu-tahunua disuruh melantik kepengurusan yang baru, memang disurat undangan juga di lampirkan permohonan pelantikan kepengurusan baru, dan itu juga spontanitas di lokasi Bhakti kemah kami bikin SK, oleh karena itu menurut saudara Iwan ketua baru, sudah berkoordinasi dan komunikasi dengan ketua yang lama pak Nandang, memang kami akui belum mengeluarkan SK pemberhentian surat kepengurusan lama, sekali lagi kami pengurus DPW FK PKBM Jawa Barat juga kaget kok jadi ramai dipemberitan dibeberapa media, kami juga merasa dibohongi oleh saudara Iwan, tapi DPW FK PKBM Jawa Barat yang katanya sudah berkoordinasi dengan saudara Iwan untuk duduk bersama dengan pengurus lama mencari solusi jalan yang terbaik supaya ada jalan keluarnya, karena ini harus segera diselesaikan."Tuturnya


Mendengar jawaban pengurus DPW FK PKBM Jawa Barat, mendapat kritikan tajam dari ketua depinitif FK PKBM Kabupaten Kuningan, Kang Nandang, ini sudah tidak benar, jelas jelas sudah melanggar AD/ART, pelantikan saudara Iwan itu ilegal, kita siap saja islah mau seperti apa..?namun tetapi yang saya sayangkan kenapa saudara Iwan membohongi saya, pengurus lama. kapan komunikasinya, apalagi koordinasi dengan saya, yang saya sayangkan itu Bupati dan Kepala Dinas pendidikan beserta jajarannya ikut juga menyaksikan, berarti bupati dan kepala Dinas pendidikan juga di bohongi.? aduh, aduh berani benar saudara Iwan ambisi demi sebuah jabatan sehingga menghalalkan segala cara hanya untuk pencitraan, namun saya paham dan tau betul siapa saudara Iwan ini, yang jelas pelantikan ini ""ILEGAL"".Tandasnya""


Melihat kisruhnya ditubuh pengurus FK PKBM jawa Barat dan Kuningan, ketua Forum Wartawan Desa Dan Sekolah (Forwades).Suradi, angkat bicara, yang pada intinya ini sudah tidak benar baik pengurus DPW FK PKBM Jawa Barat dan pengurus baru FK PKBM baru Kuningan dan diduga ada kongkalikong alias maen mata kedap kedip, kalau menurut organisasi ini amburadul kenapa.?? Karena didalam surat undangan ikut menghadiri bahkti kemah kan di lampirkan juga surat permohonan pelantikan kepengurusan baru FK PKBM Kabupaten Kuningan, Jadi bulsit pengurus DPW FK PKBM merasa dibohongi, sudah tau pengurus lama belum di berhentikan, eeh malah melantik kepengurusan baru saudara Iwan, kan aneh bin ajaib dan yang lebih lucu lagi mereka baik DPW dan DPD FK PKBM membohongi Bupati serta Kadis Dinas, kabid pendidikan Kabupaten Kuningan, untuk ikut menyaksikan pelantikan Ketua dan pengurus FK PKBM baru."ungkapnya""


Masih menambahkan, apalagi dalam acara bhakti kemah ini menurut informasi, ada pungutan ke lembaga pkbm sebesar RP.2.4 juta per lembaga, namun saat dikonfirmasi ke panitia bakti kemah, pak Gunawan menerangkan bahwa pungutan, Rp 2.4 juta tidak benar, yang ada juga Rp 250.000 per siswa, peserta bakti kemah kurang lebih 400 orang, yang mana perinciannya, Rp.100.000, buat baju, Rp.100.000, buat makan 5 kali, serta Rp.50.000 untuk administrasi, namun pertanyaan saya, itu uang dari siswa PKBM apa dari lembaga, ? kalau dari lembaga berarti menggunakan uang lembaga yang notabennya mungkin uang  bantuan operasional sekolah (BOS), karena saya yakin diduga ada pengondisian dari pengurus FK PKBM baru bersinergi dengan panitia bhakti kemah, kalau benar ada pengondisian ini mah jelas jelas pungli, wong ketua dan pengurus FK PKBM baru itu ilegal, serta hal ini layak di tindak lanjuti ke aparat penegak hukum(APH)."Tandasnya". (RIS/Red)