Advertisement
KUNINGAN | JOURNALGAMAS.COM,- Acara Fokus Gruop Discussion ( FGD) yang digelar di rumah makan Mah Nioh jalan Sukarno Hatta ,Sabtu 09 /03/24 dengan menghadirkan berbagai Nara sumber Pakar kebudayaan dengan bahasan kabupaten Kuningan menuju kabupaten angklung mendapat sorotan dari Akademisi kabupaten Kuningan, Marwah dari STIE.
Akademisi menyoroti bagaimana rendahnya kesiapan pemerintah daerah dalam mengembangkan kebudayaan terutama budaya angklung tanpa menyediakan akomodasi sarana dan prasarananya , pembinaan dari pemerintah daerah sendiri dalam mensuport anggaran untuk menuju tercipta budaya angklung masih minim.
" Angklung lahir di Kuningan dan harus di kembangkan, bukan hanya mengenalkan alat angklungnya saja, tetapi angklung secara keseluruhan, seperti yang di inginkan daeng Sutiisna, seperti komposer ada vokalis seni dan lain lain , katanya
Selain itu juga , akademisi ini menyoroti dinas pendidikan kabupaten Kuningan terutama alat musik angklung yang ada di sekolah sekolah tidak sesuai standar, kebanyakan hanya 2 oktaf, tidak sesuai tone ,serta kualitas angklung tidak baik sehingga banyak angklung yang menjadi pajangan ataupun hiasan dan dibiarkan rusak.
" Dinas pendidikan harus melakukan monitoring kepada sekolah sekolah yang telah mempunyai angklung , apakah alat angklung tersebut sesuai standard atau tidak, jangan dijadikan komoditi, Asal ada angklung tapi tidak bisa digunakan " ujarnya.
Sekretaris Dinas pendidikan Kabupaten Kuningan ,Rusmiadi mengatakan kegiatan bertujuan menghasilkan rekomendasi untuk menjadi referensi mewujudkan kabupaten Kuningan menjadi kabupaten Angklung dengan membuat fakta integritas sebagai dukungan untuk menuju kabupaten angklung.
" Kita ingin bangun budaya angklung di Kuningan, bukan hanya seremonial tetapi dalam acara ini ada kesepakatan sebuah komitmen bersama untuk mewujudkan bersama " ujar Rusmiadi pada media ini.
(Moris)
